Posted by : dimz Aug 9, 2009


Benar benar seru. Perlombaan Gerak Jalan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah dibuka kemarin malam, 8 Agustus 2009, di Kabupaten Buleleng, Bali, berlangsung begitu meriah. Semua peserta berlomba-lomba menunjukkan partisipasinya dalam merayakan kemerdekaan bangsa kita yang tercinta ini. Apa sih yang membuat acara ini begitu special atau istimewa bagi bangsa Indonesia?


Gerak jalan dianggap sebagai suatu momen penting bagi masyarakat. Dengan gerak jalan ini, kita diingatkan terhadap sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia, yaitu perjuangannya dalam merebut kemerdekaan. Coba kita lihat dari para peserta. Semua peserta begitu beragam. Ada yang mengenakan baret hijau, baju putih-biru, ataupun desain pakaian putih-merah, dan berbagai ragam lainnya. Itu mengingatkan kita semua terhadap bangsa kita yang terdiri dari beragam orang yang berbeda-beda. Kemudian perjuangan para peserta menyimbolkan perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Bedanya, para peserta berjuang dengan cara berjalan kaki sekian kilometer jauhnya dan memberikan seluruh kemampuan mereka untuk satu tujuan, mencapai garis finis. Itulah makna gerak jalan, yang menjadi roda penggerak semangat peserta.

SMA Negeri 1 Singaraja merupakan salah satu sekolah yang mengirimkan timnya mengikuti kegiatan tersebut. Dengan segala daya upaya selama beberapa hari, tim gerak jalan SMANSA (SMA Negeri 1 Singaraja) berhasil dilatih untuk mengikuti lomba. Lomba “Gerak Jalan 45 Kilometer Dewasa Putra” telah berlangsung pula kemarin, 8 Agustus 2009. Tim SMANSA, dengan semangat, tekad, dan percaya diri yang sangat tinggi, telah berjuang dengan seluruh tenaga. Berangkat meninggalkan sekolah menuju garis start pukul 15.30 WITA. Kemudian persiapan, berdoa, pemanasan sedikit, pemberian cap pada peserta, terakhir persiapan start. Pelepasan tim inti gerak jalan SMANSA pukul 21.37 WITA dan diperkirakan sekitar 7 jam 30 menit kemudian telah sampai di garis finis. 

Dari garis start, pendukung SMANSA sudah mulai menyemangati tim gerak jalan. Dari panitia sekolah sendiri mengirim 3 mobil pick-up, dengan rincian 1 mobil untuk konsumsi dan 2 mobil untuk suporter. Yang membawa sepeda motor juga ada. Itu dari penonton sekaligus suporter. Sampai pada etape 1, kira-kira 15 kilometer dari garis start, para peserta langsung istirahat. Panitia sekolah membagi tugas. Ada yang menjadi tukang pijat sampai penjual konsumsi. Peserta yang haus dan lapar langsung dibagikan snack, pocari sweat, dan beberapa minuman yang mereka bawa sendiri. Kalau tidak salah, sekitar 15 menit istirahat, mereka mulai berjalan lagi menuju etape 2 yang berjarak kira-kira 17 kilometer jauhnya.

Selama perjalanan, peserta saling melempar canda dan bernyanyi bersama untuk menghilangkan rasa capai. Suporter punya tugas lain. Mereka menyemangati peserta dengan bernyanyi, bahkan diiringi pukulan drum. Sungguh luar biasa bagi penulis. Penulis pun sampai tertular semangat itu. Bagaimana dengan para peserta SMANSA ya? Pastinya jadi lebih semangat. Sampai di etape 2, kegiatan di etape 1 dilakukan lagi deh. “Kuenya kuenya… Ada yang mau?”, begitu deh panitia konsumsi bekerja. “Airnya, bang. Tiga gelas saja”, jawab peserta. Jadi, teringat lagi nih.

Lima belas menit berjalan, peserta juga harus melanjutkan perjalanan. Namun, ada sedikit masalah. Peserta ada yang merasa terlalu capai. Bagaimana nih? Atas dukungan teman-teman, panitia, dan suporter, akhirnya tim SMANSA semangat lagi untuk melanjutkan perjuangan. Perjalanan dimulai lagi, berarti suporter juga mulai melempar yel-yel pemberi semangat untuk peserta.

Perjalanan terasa lebih bersemangat. Selama iring-iringan barisan gerak jalan, suporter berjuang keras untuk menyemangati peserta. Mengarukan bagi Penulis. Sebab ini perjuangan terakhir Penulis selama menjadi siswa. Tahun depan Penulis sudah menjadi mahasiswa deh, dan masa SMA sudah berakhir. Loh, kok jadi curhat nih. Kembali ke topik. 

Setelah Penulis hitung-hitung, kalau tidak salah ada sekitar 7 mobil suporter SMANSA. Itu termasuk alumni, panitia, dan siswa SMANSA. Belum lagi suporter yang menggunakan sepeda motor. Wah, lebih banyak lagi. Sesampainya barisan di kota Singaraja, siswa SMANSA banyak yang menyambut dengan memberikan yel-yel. “Semangat, semangat kawanku. Semangat, semangat kawanku”, begitu mereka teriakkan. Sepanjang kota Singaraja menjadi begitu meriah. Penonton banyak yang tumpah hingga ke jalanan kota untuk melihat peserta. Wow…

Tak terasa, garis finis sudah ada di depan mata. Sesampainya di garis finis, peserta berjatuhan. Rasa sedih, haru, bahagia, semangat, bercampur menjadi satu ketika sampai di finis. Tim SMANSA yang memasuki garis finis lengkap berjumlah 17 orang. Suatu kebanggan yang luar biasa bagi peserta karena telah memasuki garis finis setelah berjalan sejauh 45 kilometer. “Walau capai, demi SMANSA kami kan berjuang”, begitulah kata salah satu peserta. 

Yah, gerak jalan dewasa putra telah selesai walau belum diumumkan siapa yang akan menjadi pemenang lomba. Satu lomba lagi yang sedang ditunggu tim SMANSA, yaitu “Gerak Jalan 17 Kilometer Dewasa Putri”. Lombanya akan berlangsung tanggal 11 Agustus 2009 pukul 13.00 WITA. Ada beberapa pesan untuk peserta, suporter, dan panitia. Untuk peserta, “yang semangat”. Untuk suporter, “jangan lupa dukung SMANSA Singaraja”. Lalu untuk panitia sekolah, “SMANSA belum lengkap tanpa panitia. Jadi, yang semangat!!”.

{ 1 comments... read them below or add one }

  1. Pertamax gan. .
    sep infonya..
    berkunjung juga yah ke.

    http://www.echokom.co.cc

    ReplyDelete

- Copyright © The Young Outsider - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -