- Back to Home »
- Rohani »
- Bersepeda Bersama Yesus
Posted by : dimz
Nov 17, 2014
Ini adalah sebuah kisah yang pertama kali kubaca ketika ujian
akhir semester kelas 2 SMA lalu. Kisahnya sederhana sih. Tapi maknanya… banyak
banget.
Bagaimana kamu
memandang Dia? Bagaimana kamu berjumpa dengan-Nya dan memiliki pengenalan yang
lebih dalam tentang Dia? Bagaimana perjumpaan itu membuatmu (belajar) mempercayai-Nya
sedikit demi sedikit? Bagaimana kamu berani berpetualang bersama-Nya? dsb...
----------------------------
Pada awalnya, aku memandang Tuhan sebagai
seorang pengamat; seorang hakim yang mencatat segala kesalahanku, sebagai bahan
pertimbangan apakah aku akan dimasukkan ke surga atau dicampakkan ke dalam
neraka pada saat aku mati. Dia terasa jauh sekali, seperti seorang raja. Aku
tahu Dia melalui gambar-gambar-Nya, tetapi aku tidak mengenal-Nya.
Ketika aku bertemu Yesus, pandanganku
berubah. Hidupku menjadi bagaikan sebuah arena balap sepeda, tetapi sepedanya
adalah sepeda tandem, dan aku tahu bahwa Yesus duduk di belakang, membantu aku
mengayuh pedal sepeda.
Aku tidak tahu sejak kapan Yesus
mengajakku bertukar tempat, tetapi sejak itu hidupku jadi berubah. Saat aku
pegang kendali, aku tahu jalannya. Terasa membosankan, tetapi lebih dapat
diprediksi … biasanya, hal itu tak berlangsung lama. Tetapi, saat Yesus kembali
pegang kendali, Ia tahu jalan yang panjang dan menyenangkan. Ia membawaku
mendaki gunung, juga melewati batu-batu karang yang terjal dengan kecepatan
yang menegangkan. Saat-saat seperti itu, aku hanya bisa menggantungkan diriku
sepenuhnya pada-Nya! Terkadang rasanya seperti sesuatu yang 'gila', tetapi Ia
berkata, “Ayo, kayuh terus pedalnya!”
Aku takut, khawatir dan bertanya, “Aku mau
dibawa ke mana?” Yesus tertawa dan tak menjawab, dan aku mulai belajar percaya.
Aku melupakan kehidupan yang membosankan dan memasuki suatu petualangan baru
yang mencengangkan. Dan ketika aku berkata, “Aku takut!” Yesus menurunkan kecepatan,
mengayuh santai sambil menggenggam tanganku.
Ia membawaku kepada orang-orang yang
menyediakan hadiah-hadiah yang aku perlukan … orang-orang itu membantu
menyembuhkan aku, mereka menerimaku dan memberiku sukacita. Mereka membekaliku
dengan hal-hal yang aku perlukan untuk melanjutkan perjalanan … perjalananku
bersama Tuhanku. Lalu, kami pun kembali mengayuh sepeda kami.
Kemudian, Yesus berkata, “Berikan
hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang membutuhkannya; jika tidak,
hadiah-hadiah itu akan menjadi beban bagi kita.” Maka, aku pun melakukannya.
Aku membagi-bagikan hadiah-hadiah itu kepada orang-orang yang kami jumpai,
sesuai kebutuhan mereka. Aku belajar bahwa ternyata memberi adalah sesuatu yang
membahagiakan.
Pada mulanya, aku tidak ingin mempercayakan
hidupku sepenuhnya kepadaNya. Aku
takut Ia menjadikan hidupku berantakan;
tetapi Yesus tahu rahasia mengayuh sepeda. Ia tahu bagaimana menikung di
tikungan tajam, Ia tahu bagaimana melompati batu karang yang tinggi, Ia tahu
bagaimana terbang untuk mempercepat melewati tempat-tempat yang menakutkan. Aku
belajar untuk diam sementara terus mengayuh … menikmati pemandangan dan semilir
angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku selama perjalanan bersama Sahabatku yang
setia: Yesus Kristus.
Dan ketika aku tidak tahu apa lagi yang
harus aku lakukan, Yesus akan tersenyum dan berkata … “Mengayuhlah terus, Aku
bersamamu.”
------------------------------
Yeremia 29: 11
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Sumber :
- Thoughts for the day, 19 Feb 2003 by Chuck Ebbs
- www.indocell.net/yesaya (terjemahan)
- kokecit.deviantart.com